Selamat datang di Sudirman Indonesia, semoga anda dapat menemukan inspirasi dari artikel yang kami sajikan

Friday, January 14, 2011

Harapan-ku...............

,

Seperti lazimnya terjadi di suatu perusahaan, 1 minggu yang lalu terjadi pergantian Pimpinan di perusahaan tempat saya berkarya 15 th terakhir. Kemarin sore kami memenuhi undangan pertemuan perdana karyawan dan Pimpinan yang baru dilantik. Sesuai undangan rapat akan dimulai jam 15.00, Namun seperti membenarkan stereo type yang terlanjur lengket untuk orang indonesia, acara ngaret hingga 30 menit "jam karet". Alhamdulillah, ada alternatif baik untuk saya selaku muslim. Waktu kami manfaatkan untuk Shola Ashar berjamaah.
Ternyata saya bukanlah seorangan, hampir seluruh karyawan yang sudah terbiasa dengan simulasi pembangunan karakter ala Pencipta ini juga melakukan hal yang sama. Jadilah Sholat berjamaah Ashar dengan jumlah terbanyak selama 8 tahun terakhir pada hari-hari biasa/ diluar peringatan hari-hari besar.   SUBHANALLAH, aku memuji Khaliq dalam batin. Semoga pertanda baik untuk saya dan untuk semua khususnya ditempat saya berkarya. 

Saya segera bergabung dengan forum pertemuan yang ternyata sudah dibuka. Saya menyaksikan format pertemuan terutama layout ruangan belum ada perubahan seperti biasanya. Ketua dan ke 3 pembantunya duduk didepan secara panel menghadap peserta yang juga duduknya persis seperti layout pertemuan sebelum-sebelumnya. Saya mengambil posisi duduk paling belakang dekat salah seorang sahabat saya yang 5 th lebih senior dari saya. 1 menit pertama saya rasakan kesan pembicaraan biasa saja dan kesan keseluruhan seolah menggambarkan situasi layaknya Induk perusaan kami sedang menyelenggarakan ritual pertemuan / persembahan antara abdi dalem dengan sang Raja seperti yang sudah-sudah. Apalagi sang Pembicara ekspresinya datar ditengah tengah para wakil yang juga diam dan hening.
 "Saya mohon izin untuk berdiri menyampaikan presentasi saya, semoga lebih santai dan rilex", demikian sang Ketua memohon izin dari peserta sambil berjalan menuju lantai seolah menyampaikan pesan  sejajar, seolah ingin  menegaskan statemen yang baru saja diucapkan, bahwa kita semua sama, sama-sama pelayan, sama-sama karyawan hanya beda tanggung jawab saja.
 Sang ketua memulai perkenalannya dengan tiga artikel cerita singkat.
Cerita tentan jenazah seorang prajurit dan sebuah box misterius di samping mayatnya di tengah gurun pasir merupakan cerita pembuka. Cerita ini diakhiri dengan pesan moral bahwa Seorang prajurit perkasa dan pemberani sekalipun, tetap dituntut untuk mempersiapkan alat keselamatan. Tentu saja dibutuhkan kecerdasan dan ilmu untuk mengenal alat-alat keselamatan yang dimaksud. Karena kesalahan dalam tindakan terkadang merupakan yang terakhir dan mengantarkan kita pada alam yang tidak lagi ada waktu utuk meng edit apalagi meng Delate kesalahan kita, yakni alam akhirat.
Cerita berlanjut ke cerita perburuan seekor kucing dan delapan ekor tikus, namun saya kurang jelas tentang isi cerita ini, apakah tikus yg dimaksud adalah tikus kantor atau tikus got, meski sebetulnya sama-sama mahluk Tuhan yang tak memiliki welas kasih dan tak punya standard nilai.
Cerita penutup dari pembukaan pertemuan mengangkat cerita tentang tiga type perilaku manusia tatkala mendapatkan nasehat.
Memasuki inti pembicaraan, sang ketua merbicara tentang Perubahan “Change” . Di slide pembuka, saya melihat frofil buku “Change” karangan seorang Dosen sekaligus Inspirator serta icon perubahan yang telah berhasil merubah arah sebagian besar intelektual Negeri ini  kearah yang lebih baik. Meski hanya sekedar referensi,namun penampilan buku rujukan  pembicara ini sudah cukup mempengaruhi saya untuk merubah persepsi awal saya tentang profile sang Pembicara bahkan persepsi tentang hajat yang sedang berlangsung. “ini  berbeda, dan hajat hari ini bukan ritual, namun sesuatu yang baru”.
Dari rangkaian penjelasan yang mengalir dari sang pembicara, saya menangkap sederetan pesan moril / konsepsi hidup yang secara naluri memang sedang kita butuhkan.
1.      Berbagai perubahan telah terjadi diluar kita, baik secara fundamental maupun dipermukaan dapat menjadi ancaman ataupun menjadi peluang bagi kita, tergantung cara kita menyikapi perubahan tersebut.
2.      Saat ini tidak lagi jamannya untuk membicarakan hal-hal yang bersifat gossip atau tidak jelas dibelakang, karena selain menimbulkan permasalahan baru juga akan memupuk rasa kebencian dan fitnah diantara sesama tanpa bisa kita kontrol atau pertanggung jawabkan akibanya.”Jika ada berita yang datang kepadamu maka –watabayyanuu” bertabayyunlah / klarifikasilah kepada orang yang menjadi korban/pelaku/sumber dari berita tersebut.
3.      Kehidupan ini merupakan anugrah dari Yang Maha Kuasa yang harus di jaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Alam semesta ini diatur oleh Sang Khalik yang Maha Kasih & Sayang, melebihi segalanya. Kasih dan Sayang-Nya melimpah sehingga seluruh kebutuhan dasar kita dipenuhi-Nya meski tanpa kita minta, gratis bahkan terkadang tanpa terima kasih. Karena Rahmat Allah ini melimpah maka kita hendaknya menjadi mahluk yang pandai berterima kasih. Dengan Bersyukur, jiwa kita menjadi tenang, dengan syukur kita akan lebih kuat menghadapi ronrongan mental dan nafsu kita yang senantiasa menuntut kita setiap saat dengan segala bentuk.
4.      Budaya maju versus budaya pecundang merupakan dua kekuatan yang senantiasa bertarung dalam diri dan lingkungan sekitar kita saat ini. Untuk bisa maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah terlebih dahulu maju, kita perlu membangun budaya yang dapat mendorong / mempercepat kemajuan tersebut.Salah satu budaya maju yang harus di bangun adalah budaya Pembelajar atau budaya Membaca. Dengan budaya ini, akan tercipta budaya menulis.    
5.      “ Kita harus menjaga keseimbangan hidup kita antara DUNIA da AKHIRAT” kalimat tersebut merupakan untaian  kata-kata bijak yang sangat tidak bijak yang telah berpengaruh besar pada persepsi kita tentang hidup dan kehidupan setelah-nya. Kini Sang Ketua menyampaikan pendapat pribadi tentang kalimat tersebut dan melakukan koreksi atas hal tersebut untuk meluruskan keyakinan dan konsepsi hidup diri Pribadi. “ Hidup ini adalah perjalanan yang panjang dan apa saya yang kita lakukan didalamnya merupakan rangkaian amal untuk kehidupan Akhirat”. Kesalahan akibat pemahaman filosofi keseimbangan Dunia & Akhirat secara sadar atau tidak sadar telah mendorong kita untuk bertindak dualisme karakter atau sikap yakni apabila kita menginginkan kehidupan dunia yang lebih baik maka kita harus bertindak dan berperilaku berbeda dari perilaku/cara  kita saat melakukan sesuatu untuk kehidupan Akhirat (ibadah). Hal ini tidak lepas dari pemahaman para penda’wa yang mendikotomikan antara Amal dan Ibadah, padahal dua istilah ini merupakan satu kesatuan meski memiliki hirarki dalam penggunaan-nya yaitu “Amal” terdiri dari amal baik dan amal buruk. Amal yang baik adalah merupakan Ibadah, Ibadah sendiri terbagi dalam dua yakni Ibadah kepada Allah SWT dan Ibadah kepada selain-Nya. Dengan demikian maka Konsep KESEIMBANGAN hidup sesungguhnya adalah aktivitas Amal yang kita lakukan melalui perencanaan (Niat) yang baik yang di laksanakan dengan cara (Akhlaq) yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara accountable (Ridho Allah) di kemudian hari. Inilah tiga Konsep keseimbangan hidup yang kalau dijalankan dengan konsisten akan menyelamatkan kita baik dalam konteks organisasi maupun personnal untuk menggapai keselamatan  DUNIA atau keselamatan kelak di AKHIRAT.      


     



0 komentar to “Harapan-ku...............”

Post a Comment